Slow travel di Vietnam menawarkan cara sempurna untuk meresapi keindahan negara ini tanpa hiruk-pikuk turis biasa. Oleh karena itu, dengan itinerary slow travel Vietnam 10 hari, Anda bisa hidup seperti penduduk lokal. Misalnya, nikmati pemandangan sawah hijau, pasar tradisional, dan makanan rumahan. Selain itu, pendekatan ini menekankan koneksi mendalam dengan budaya, alam, dan orang-orang. Akhirnya, setiap hari menjadi petualangan kecil yang menyegarkan.
Apa Itu Slow Travel di Vietnam?
Slow travel berfokus pada pengalaman autentik daripada checklist destinasi. Di Vietnam, ini berarti menghabiskan waktu lebih lama di satu tempat. Selain itu, berinteraksi dengan warga lokal dan menikmati ritme kehidupan sehari-hari menjadi prioritas utama. Misalnya, alih-alih berpindah cepat antar kota, Anda tinggal di homestay, bersepeda di desa, atau belajar memasak pho bersama ibu rumah tangga.
Keuntungan utamanya adalah pengurangan stres dan pemahaman lebih dalam tentang Vietnam. Bahkan, Anda akan merasakan aroma kopi robusta di pagi hari atau angin sepoi di Delta Mekong. Selanjutnya, pendekatan ini juga ramah lingkungan karena mengurangi jejak karbon dari perjalanan berulang. Oleh sebab itu, Vietnam ideal untuk slow travel berkat keragaman lanskapnya, dari pegunungan utara hingga pantai selatan. Dengan demikian, 10 hari cukup untuk fokus pada satu atau dua wilayah tanpa kelelahan.
Persiapan Sebelum Berangkat
Pertama, mulailah dengan visa dan transportasi lokal. Kemudian, pilih bus malam atau kereta untuk perjalanan panjang, yang murah dan memberi waktu istirahat. Selain itu, bawa tas ringan, sandal nyaman, dan aplikasi peta offline untuk navigasi desa terpencil.
Selanjutnya, pilih akomodasi homestay atau guesthouse sederhana untuk pengalaman lokal. Bahkan, belajar frasa dasar bahasa Vietnam seperti “xin chào” (halo) dan “cảm ơn” (terima kasih) akan membuka pintu pertemanan. Di sisi lain, packing juga termasuk obat-obatan dasar dan botol minum isi ulang untuk hidrasi.
Akhirnya, anggaran harian sekitar Rp500.000–Rp1.000.000 per orang mencakup makan, tinggal, dan aktivitas. Oleh karena itu, prioritaskan makanan jalanan segar untuk rasa autentik.
Hari 1-3: Hanoi – Ibu Kota yang Hidup
Hari 1: Tiba dan Beradaptasi
Mulai di Hanoi dengan check-in homestay di Old Quarter. Setelah itu, jalan-jalan santai di sekitar Danau Hoan Kiem, amati warga berolahraga pagi. Selain itu, nikmati banh mi goreng dari pedagang kaki lima untuk makan siang.
Kemudian, sore hari kunjungi pasar malam untuk belanja kain sutra dan buah tropis. Akhirnya, malamnya duduk di warung kopi tradisional, rasakan suasana ramai tapi tenang.
Hari 2: Eksplorasi Bersepeda
Sewa sepeda untuk keliling desa sekitar Hanoi. Selanjutnya, kunjungi kuil literatur Van Mieu, rasakan angin sepoi di taman bambu. Bahkan, berhenti di rumah kopi lokal, coba egg coffee ikonik Vietnam.
Di sisi lain, interaksi dengan penduduk seperti tanya resep tai chi atau cerita sejarah kota membangun koneksi autentik.
Hari 3: Kelas Memasak Lokal
Ikuti kelas memasak pho atau bun cha di rumah warga. Pertama, belajar memilih daun kemangi segar dan merebus kaldu tulang sapi berjam-jam. Setelah itu, makan hasil masakan sambil berbincang dengan tuan rumah tentang kehidupan sehari-hari.
Sore hari, santai di taman kota atau naik cyclo (becak lokal) untuk pemandangan lambat.
Hari 4-6: Ninh Binh – Sawah dan Sungai
Hari 4: Perjalanan ke Ninh Binh
Naik bus pagi ke Ninh Binh, wilayah sawah karst ikonik. Setelah tiba, check-in homestay di desa Tam Coc, dengar suara ayam berkokok saat fajar.
Kemudian, jelajahi pasar pagi, beli sayur organik dan ikan segar.
Hari 5: Berperahu di Tam Coc
Pagi hari, naik perahu dayung di Sungai Tam Coc. Selain itu, lihat padi hijau bergoyang dan gua-gua kuno, dikayuh warga lokal. Bahkan, hindari keramaian dengan berangkat pagi.
Siangnya, bersepeda ke Pagoda Bai Dinh, naik bukit pelan untuk panorama sawah.
Hari 6: Trekking Ringan dan Homestay
Trek ringan ke Hang Mua untuk puncak 360 derajat. Kemudian, nikmati piknik sederhana dengan nasi lengkap. Malam hari, makan malam homestay: ikan panggang dan sayur rebus, sambil dengar cerita rakyat dari tuan rumah.
Hari 7-10: Hoi An – Kota Kuno yang Menawan
Hari 7: Menuju Hoi An
Kereta malam ke Hoi An, kota pelabuhan bersejarah. Setelah tiba pagi, check-in homestay dekat Sungai Thu Bon.
Selanjutnya, jalan kaki di jembatan Jepang tua, rasakan aroma rempah dari toko.
Hari 8: Kelas Kerajinan Lokal
Belajar membatik kain atau membuat lentera di workshop warga. Pertama, pilih pola tradisional dan bawa pulang hasilnya. Sore hari, bersepeda ke pantai An Bang, berenang santai.
Hari 9: Delta Sungai dan Kuliner
Tur perahu ke desa sekitar, lihat kebun buah dan tambak udang. Selain itu, cicipi cao lau mie khas Hoi An di warung keluarga. Akhirnya, interaksi dengan petani untuk cerita panen.
Hari 10: Refleksi dan Pulang
Pagi bebas: yoga di pantai atau belanja pasar. Kemudian, refleksi perjalanan sambil minum teh hijau. Transfer ke bandara Da Nang untuk pulang, dengan hati penuh kenangan.
Tips Slow Travel ala Lokal
-
Hindari musim hujan: Pilih waktu kering untuk kenyamanan luar ruang, sehingga perjalanan lebih menyenangkan.
-
Transportasi: Gunakan xe om (ojek) atau bus lokal untuk pengalaman autentik, selain itu hemat biaya.
-
Makanan: Selalu bilang “không cay” jika tak suka pedas, agar rasa sesuai selera.
-
Etika: Hormati kuil dengan menutup bahu dan lutut, karena ini norma budaya.
-
Keberlanjutan: Dukung bisnis lokal, hindari plastik sekali pakai untuk lingkungan lebih baik.
Pendekatan ini memastikan perjalanan berkelanjutan dan berkesan.
FAQ
Apa yang dimaksud slow travel di Vietnam?
Slow travel adalah menjelajah dengan ritme lambat. Selain itu, fokus pada pengalaman lokal seperti tinggal di homestay dan berinteraksi warga, bukan kunjungan cepat.
Berapa biaya itinerary slow travel Vietnam 10 hari?
Rata-rata Rp7–10 juta per orang. Ini termasuk akomodasi, makan, dan transportasi lokal, tergantung gaya hidup sederhana.
Destinasi terbaik untuk pemula slow travel?
Hanoi, Ninh Binh, dan Hoi An ideal. Karena akses mudah dan keragaman budaya serta alam.
Bagaimana cara berpindah antar kota secara slow?
Gunakan bus malam atau kereta api. Selain itu, ini untuk istirahat sambil bepergian, hemat waktu dan biaya.
Apa makanan wajib coba ala lokal?
Pho, banh mi, bun cha, dan cao lau. Beli dari warung kecil untuk rasa autentik.
Tips mengatasi jet lag di itinerary ini?
Mulai dengan hari adaptasi di Hanoi. Kemudian, minum banyak air kelapa dan ikuti ritme matahari terbit lokal.

Tinggalkan Balasan